Rabu, 14 Desember 2011

Kanker Payudara Ancam Remaja Perokok

Wanita yang saat remaja diketahui menjadi penghisap rokok dikemudian hari akan mengalami resiko yang tinggi terkena kanker payudara. Menurut Dr Janet E Olson dari Mayo Clinic College of Medicine di Rochester Minnesota (AS) mengatakan bahwa resiko kanker payudara dimulai saat sang remaja wanita memutuskan untuk merokok atau tidak.

Penelitian yang dilakukan oleh Dr Olson juga menunjukan bahwa para wanita yang mulai merokok sebelum mengalami kehamilan pertama akan memiliki resiko terkena kanker payudara setelah masa menopause.

Sementara bagi wanita yang mengawali kebiasaan merokok setelah melahirkan anak pertama tidak memiliki kecendrungan terkena kanker payudara bila dibandingkan dengan mereka yang tidak pernah merokok.

"Hasil penelitian kami menunjukan bahwa kanker payudara bisa dicegah saat wanita memasuki masa remaja,' jelas Dr. Janet E. Olson.

Dr Olson juga mencataan bahwa target untuk menanggulangi terjadinya kanker payudara pada waniat bisa dicegah saat masih remaja.

Riset juga memberikan hasil yang konsisten dengan penelitian sebelumnya yang menyebut menunda kehamilan akan menaikan resio terkena kanker payudara.

Alasan utama dari konsistensi ini sangat erat kaitanya dengan perkembangan payudara selama kehamilan dan persalinan dimana biasanya wanita memberikan Air Susu Ibu (ASI) kepada bayi mereka.

"Jika wanita menunda kehamilan maka resiko itu akan semakin besar dan bisa lebih merusak jika dikombinasikan dengan kebiasaan mereak merokok,' tandas Dr Olson.

Penelitian sebelumnya menyebut bahwa kebiasan merokok akan membuat seorang wanita memiliki resiko terkena kanker payudara setelah masa `postmenopausal`.

Meski untuk yang satu ini masih diperdebatkan karena penelitian lain menyebut tidak ada hubunganya antara merokok dengan resiko kanker payudara.

Dr Olson dan tim melakukan penyelidikan atas data dari `the Iowa Women's Health Study` dengan kisaran wanita berusia 55 hingga 69 tahun pada tahun 1986 dan kemudian diikuti sampai 1999.

Secara keseluruhan 37,105 wanita diidentifikasi berisiko kanker payudara termasuk 7,095 wanita yang mulai merokok sebelm mereka mengalami kehamilan pertama.

Sementara 4.186 diantaranya merokok setelah kehamilan pertama.

Total dari 2,017 wanita diketahui terkena kanker payudara pada masa studi dilakukan.

Seorang wanita yang mengawali kegiatan merokok sebelum melahirkan pertama akan berisiko 21 persen terkena kanker payudara bila dibandingkan dengan wanita yang tidak pernah merokok.

Hasil penelitian Dr Olson dipublikasikan melalui `the journal, Mayo Clinic Proceedings`.

Dr Olson memberikan penekanan bahwa hasil penelitian mereka tidak memberikan pengertian bahwa para wanita yang mulai merokok setelah melahirkan pertama akan masuk dalam kategori sehat.

Karena menurut Dr Olson, merokok bisa menyebabkan banyak masalah pada kesehatan dan sebaiknya dihindari.

sumber: JAKNEWS.COM-

Jumat, 09 Desember 2011

LANGSING SETELAH MELAHIRKAN



 Khawatir menjadi gemuk setelah melahirkan agaknya ketakutan yang ’wajar’ pada ibu muda yang tengah merencanakan untuk hamil.
Pasalnya, sudah banyak ’contoh’ bahwa perempuan yang baru melahirkan akan mengalami kenaikan berat badan relatif besar daripada berat sebelum hamil.
                                 
Sebenarnya tak perlu khawatir berlebihan menyikapi hal ini.
 Ada beberapa penelitian yang mengungkap, bahwa aktivitas menyusui bayi bisa membantu ibu menurunkan berat badan secara berkala selama 12 bulan setelah melahirkan. Dalam  proses tersebut, sejumlah hormon akan dilepaskan, dan hormon tersebut akan membantu uterus (rahim) untuk mengembalikan tubuh ke bentuk dan ukuran semula seperti  sebelum masa kehamilan.

 Di masa kehamilan, tubuh akan mengalami kenaikan berat  badan rata-rata 22 - 30 kg.
Jika Anda mengalami hal ini, dianjurkan untuk mengurangi berat badan 1 kg/minggu pascamelahirkan. Tapi, jika kenaikan berat badan melebihi 22 - 30 kg, maka Anda diperbolehkan mengurangi berat badan hingga lebih dari 2 kg/minggu. Tapi jangan lupa untuk memperhatikan agar penurunan berat badan ini tidak mengganggu kualitas dan kuantitas ASI.

Walau menyusui merupakan cara alami untuk menurunkan berat badan, sebaiknya jangan hanya mengandalkan cara ini. Lakukan program penurunan berat badan yang mendukung, seperti; mencermati konsumsi makanan dan berolahraga sesuai kemampuan tubuh.

Jadi apa yang mesti Anda perhatikan jika saat ini Anda baru melahirkan dan ingin melakukan penurunan berat badan? (conectique.com)